Posted by : Dita Anggraini on January 03, 2010
Oleh : Buneschu H; Ghizdavu I; MIihai G; Oltean I; Porca M; Bodis I.
ABSTRAK :
Yang terpenting dalam pengendalian hama adalah tidak menggunakan bahan kimia agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga dan tetap seimbang.
Oleh karena itu, diadakan penelitian untuk memanajemen hama dalam kaitannya dengan mengendalikan beberapa hama resisten pestisida. Penelitian telah berorientasi kedalam metode fisik : penggunaan radiasi cahaya yang dipantulkan oleh material yang berbeda (mendukung), langsung diterapkan pada tanaman (daun) atau di tanah ; penggunaan perangkap visual (warna panel dan piring berwarna) untuk menarik dan menangkap serangga.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2002, letaknya di Cluj-Napoca dan Sinaia, dalam dua ekosistem (kebun buah-buahan dan gunung merumput). Dan hasilnya adalah efektif.
KATA KUNCI: kontrol, metode unchemical, hama, ekosistem
PENDAHULUAN
Perhatian terhadap cara mengantisipasi adanya hama pada ekosistem pertanian mutlak dibutuhkan. Namun rasanya irasional jika harus mengendalikan hama dengan menggunakan pestisida kimia, karena penggunaan pestisida kimia dalam agrohorticultural ekosistem memiliki dampak negatif untuk lingkungan, terkait residu dan polutan. Pada dasarnya, penggunaan pestisida modern tidak memberi kepuasan dari sudut pandang permasalahan ekologis, hanya mengkerucut pada efek waktu yang cepat untuk mengendalikan target. Jadi, selain pencegahan secara konvensional, teknologi pengolahan hama terpadu haruslah menjadi prioritas. Penggunaan metode non-kimia ini berpusat pada teknologi ekologi dan pertanian modern. Misal : metode biologis, fisik, mekanik dan hormon pengendali.
Metode pengendalian biologis fokus terhadap bagaimana untuk meningkatkan kwantitas musuh alami (parasits dan predator). Bisa juga dengan pemanfaatan bioteknologi dengan menggunakan mikrobiologi produk (bacterians, virotics, fungical, dll). Metode pengendalian hama secara fisik yaitu dengan modifikasi faktor-faktor lingkungan (suhu, kelembaban, cahaya), penggunaan visual atau perangkap optik; pelengket berwarna panel; piring berwarna; USG generator; listrik frekuensi tinggi dan medan elektromagnetik; radiasi emisi (X, UV, dll). Metode mekanis lebih kepada adanya perangkat dan alat yang digunakan dalam mencegah hama dn bagaimana memanfaatkan perangkat tersebut dengan optimal. Sedang hormon pengendali berhubungan dengan bioteknologi. Yaitu bagaimana menciptakan produk monocular farming.
BAHAN DAN METODE
Kami mengusulkan untuk mempelajari dan menggunakan metode pengendalian hama non-kimia yang sudah pernah dilakukan di proyek hibah.
Metode yang digunakan didasarkan pada: menerapkan prinsip pantulan cahaya dengan material yang diterapkan pada host-tanaman daun, yang digerakkan oleh serangga lain yang kemudian mengeluarkan mereka dari tempat budidaya; kemudian menggunakan visual (berwarna) dan perangkap (lengket panel) yang menarik hama pada suatu tempat agar hama tidak kembali pada tanaman budidaya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2002, letaknya di Cluj-Napoca dan Sinaia, dalam dua ekosistem (kebun buah-buahan dan gunung merumput). Pengamatan dilakukan selama 1 minggu.
Metode yang diterapkan pada ekosistem kebun buah-buahan :
di pohon prem dalam 3 varian : diterapkan micronized bubuk mika
daun (1varian) dan tanpa reflektif bubuk mika sebagai kontrol (2varian).di pohon apel dengan varian yang sama : 1 varian diuji micronized bubuk mika dan tanpa reflektif bubuk mika sebagai kontrol (2varian).
di pohon prem dalam 7 varian : (putih, perak, hijau-terang, zamrud-hijau, biru-terang, biru-laut) + kontrol (kuning) diterapkan metode visual perangkap (panel lengket berwarna)
di pohon apel dengan 7 varian yang sama untuk pohon prem : (putih, perak, hijau-terang, zamrud-hijau, biru-terang, biru laut) + kontrol (kuning) diterapkan metode visual perangkap (berwarna lengket panel)
Rincian serangan hama yang menjangkit tanaman uji coba :
pohon prem terinfeksi Geoff Hyalopterus pruni (kutu abu-abu), rata-rata jumlah kutu adalah tentang 150/leaf.
pohon apel terinfeksi Aphis pomi L (kutu hijau), yang rata-rata jumlah kutu daun sekitar 160/leaf.
Metode yang diterapkan pada ekosistem gunung merumput :
Di gunung merumput mengandung hama Lolium sp dan Trifolium sp digunakan metode piring keramik berwarna yang ditambah air dengan 4 varian : 3 varian (putih, hijau, biru) + kontrol (kuning).
Pengujian yang dikembangkan pada ekosistem kebun buah memberikan hasil :
di pohon plum : hasilnya menunjukkan kemanjuran bahan reflektif
(micronized bubuk mika), kutu daun yang ada pada mahkota bunga menghilang.Di pohon apel : metode micronized bubuk mika dapat menarik kutu abu-abu keluar, hasilnya menunjukkan keampuhan yang baik.
di pohon prem dengan bahan-bahan visual (panel lengket berwarna), pengamatan menunjukkan kemanjuran dari semua varian. Perangkap yang paling efektif adalah biru laut dengan menangkap 700 kutu, kuning (kontrol) menangkap 650 kutu, zamrud-hijau menangkap 600 kutu, diikuti oleh varian perak dengan menangkap 400 kutu, hijau-terang dengan 350 tangkapan, biru-terang dengan 300 tangkapan dan putih dengan menangkap 300 kutu.
Di pengujian lain dengan perangkap visual di pohon apel, hasil menunjukkan keampuhan perangkap visual sangat baik. Perangkap yang paling efektif adalah biru laut dengan 600 tangkapan, kuning (kontrol) dengan 500 tangkapan dan zamrud-hijau dengan 450 tangkapan, diikuti oleh perak dengan 400 tangkapan, biru-terang dengan 250 tangkapan, putih dengan 200 tangkapan dan hijau-terang dengan 150 tangkapan.
Selain ampuh untuk menangkap kutu abu-abu dan kutu hijau, metode bahan reflektif (micronized bubuk mika) juga ampuh menangkapkan serangga lain dari berbagai ordo seperti (Diptera, Homoptera, Hymenoptera, Lepidoptera, Coleoptera) pada tanaman prem maupun pohon apel.
Pengujian yang dikembangkan pada ekosistem gunung rerumputan memberikan hasil :
Hasil pengujian dengan menggunakan piring berwarna yang ditambah dengan air sebagai perangkap, semua varian sangat baik keampuhannya. Yang paling efektif adalah perangkap kuning (kontrol) dengan menangkap 600 serangga (Ord. Diptera, Homoptera, Hymenoptera, Lepidoptera,Coleoptera); diikuti oleh yang biru dengan menangkap 570 serangga (Ord. Diptera, Hymenoptera, Homoptera, Lepidoptera); putih dengan 400 menangkap serangga (Ord. Diptera, Hymenoptera, Homoptera, Coleoptera) dan hijau dengan menangkap 380 serangga (Ord. Diptera, Hymenoptera, Homoptera, Coleoptera, Lepidoptera).
Dari analisis data eksperimental, pengujian yang dilakukan pada ekosistem perkebunan mendapatkan hasil bahwa penggunaan reflektif bahan (micronized bubuk mika) di prem-pohon dan apel-pohon, memiliki efek yang sangat baik untuk menghapus kutu daun (Hyalopterus pruni Geoff. dan Aphis pomi L.), karena memantulkan cahaya cahaya dengan perubahan panjang gelombang, yang mengganggu serangga.
Dan pengujian metode bahan menarik - Visual jebakan (berwarna lengket panel), hasil menunjukkan keberhasilan yang sangat baik dari semua varian, menangkap kutu daun dari pohon plum dan pohon apel. Perangkap yang terbaik adalah biru laut, kuning dan zamrud hijau.
Mengenai pengujian di ekosistem gunung merumput menggunakan metode visual perangkap piring berwarna dengan air, semua varian menunjukkan mereka sangat baik kemanjurannya.
Ucapan Terima Kasih
Tugas mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman dengan judul Pengendalian Hama dengan Menggunakan Bahan non-Kimia untuk Menjaga Ekosistem.
Dengan selesainya tugas ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Anton Muhibuddin selaku Dosen dalam mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman. Disamping itu penghargaan penulis sampaikan kepada rekan-rekan kelas D mata kuliah DPT angkatan 2008 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung terutama dalam diskusi sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang bersumber dari telaah pustaka dari jurnal hasil penelitian di suatu daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Buneschu H; Ghizdavu I; MIihai G; Oltean I; Porca M; Bodis I. 2003. THE CONTROL OF PESTS IN ECOSYSTEMS BY UNCHEMICAL METHODS (COMBATEREA DĂUNĂTORILOR DIN ECOSISTEME METODE NECHIMICE)
No comments:
Post a Comment